Halaman
Pernahkah Anda menonton sebuah pementasan drama? Bahkan di antara Anda
mungkin ada yang bermain dalam pementasan tersebut. Jika belum pernah,
apakah sebelumnya Anda pernah bermain peran di kelas? Nah, pada pembelajaran
ini Anda akan belajar mengidenti
fi
kasi penokohan, dialog, dan latar dalam
pementasan drama.
Kata
drama
berasal dari kata
dramoi
(Yunani), yang berarti ‘menirukan’.
Aristoteles menjelaskan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa drama adalah: 1) komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan; 2) cerita atau kisah, terutama
yang melibatkan kon
fl
ik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukkan
teater; 3) kejadian yang menyedihkan. (Makna yang terakhir merupakan makna
lain yang ditemukan dalam cakapan.)
3
B
A
B
PERTUNJUKAN
A. Mengidenti
fi
kasi Unsur-unsur Pementasan Drama
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda akan
mengidenti
fi
kasi peristiwa,
pelaku dan perwatakannya,
dialog, dan kon
fl
ik pada
pementasan drama.
Setelah mempelajari
subbab ini, Anda diharap
dapat menentukan
tokoh dan perannya,
menentukan kon
fl
ik
dengan menunjukkan
data yang mendukung,
menentukan latar dan
peran latar, menentukan
tema dengan alasan,
menentukan pesan dengan
data yang mendukung,
dan mengaitkan isi drama
dengan kehidupan sehari-
hari.
www.maranatha.com
Gambar: Pementasan drama.
40
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Dari pengertian di atas dapatlah dinyatakan bahwa drama ialah suatu cerita/
karangan yang dipertunjukkan dengan perbuatan atau percakapan di atas
pentas/panggung.
Drama
disebut juga
sandiwara
. Kata ini berasal dari bahasa
Jawa, yaitu sandi (= tersembunyi) dan warah (ajaran). Jadi,
sandiwara
berarti
ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan. Namun, istilah
ini tampaknya jarang dipakai lagi, mungkin disebabkan oleh kata
sandiwara
mempunyai konotasi berpura-pura atau mengada-ada.
Unsur-unsur pembangun drama
Cobalah Anda identi
fi
kasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan
kon
fl
ik pada pementasan drama berikut ini.
Opera Ikan Asin
Terjemahan N. Riantiarno dari “The Three Penny Opera” karya Bertolt Brecht
Plit
: Juragan, beri saya petunjuk bag
aimana cara
mengemis. Barangkali ada tata caranya,
saya takut keliru ....
Amalia :
(jengkel)
Bodoh ...
Picum :
(lebih jengkel)
Guoblok! Tekuk wajahmu,
tadahkan tangan, tunggu orang lewat. Ah,
sudahlah. Kamu dating lagi nanti malam.
Akan kukasih kursus kilat. Sekarang
minggat. Minggat!
Plit
: Ya, ya, Juragan, ya
(keluar)
Picum : Sekarang aku kasih tahu siapa lelaki itu,
Amalia. Dia itu Mekhil alias Meki, Mat
Piso Si Raja Bandit.
Amalia :
(kaget sekali)
Hah? Meki? Mat Piso?
Picum :
(bergegas ke kamar Poli di tingkat dua)
Poli! Poli! Poli!
Amalia : A
duh, celaka. Si Mat Piso, siapa tak kenal
buaya itu?
(menyusul Picum)
Poli! Pol!
Poli!
Picum :
(turun, hampir bertabrakan)
Poli tak ada
di kamarnya. Ranjangnya bersih.
Amalia : Pergi? Ke mana?
Picum : Siapa yang tahu? Poli ada dalam bahaya!
(Keduanya mencari untuk menentramkan
hati)
Berdasarkan contoh drama di atas dapat dinyatakan bahwa drama mempunyai
unsur-unsur pembangun, seperti rangka cerita (plot), penokohan (karakter/watak),
diksi (pilihan kata, kebahasaan), tema, perlengkapan, dan nyanyian.
1. Rangka cerita. Cerita dalam drama merupakan rangkaian peristiwa yang
dijalin sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan gagasan pengarang.
Rangkaian peristiwa ini diatur sebagai alur. Ada alur maju, alur balik, dan
alur campuran.
2. Penokohan (karakter/watak). Pelaku-pelaku dalam drama yang
mengungkapkan watak tertentu. Ada pelaku protagonis yang menampilkan
nilai kebaikan yang mau diperjuangkan; pelaku antagonis, yang menampilkan
watak yang bertentangan dengan nilai kebaikan; dan pelaku tritagonis, yang
mendukung pelaku protagonis untuk memperjuangkan nilai kebaikan.
3. Diksi (pemilihan kata, kebahasaan). Kata-kata yang digunakan dalam drama
harus dipilih sedemikian rupa sehingga terungkap semua gagasan dan
perasaan pengarang serta mudah diterima oleh pembaca, pendengar, atau
penonton.
4. Tema. Gagasan pokok yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca
atau penonton.
41
Bab 3
Pertunjukan
5. Perlengkapan dan nyanyian. Pakaian (kostum), tata panggung, tata lampu,
musik, dan nyanyian merupakan pendukung gagasan yang ikut berpengaruh
dalam penyampaian gagasan kepada pendengar/penonton.
Pementasan drama selalu merupakan kerja sama yang sangat erat antara penulis
naskah drama (skenario), sutradara, dan pelaku (aktor/aktris). Pada umumnya,
pementasan drama mempunyai tahapan-tahapan yang runtut, yaitu eksposisi
(pengenalan), komplikasi (pemunculan kon
fl
ik), peningkatan kon
fl
ik, klimaks,
penyelesaian, dan resolusi (keputusan).
Keenam tahap pementasan drama tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Eksposisi : cerita diperkenalkan agar penonton mendapat gambaran selintas
mengenai drama yang ditontonnya (penonton diajak terlibat
dalam peristiwa cerita).
2. Kon
fl
ik
: pelaku cerita terlibat dalam suatu pokok persoalan (di sinilah
mula pertama terjadinya insiden).
3. Komplikasi : terjadinya persoalan baru dalam cerita.
4. Krisis
: pertentangan harus diimbangi dengan jalan keluar, mana yang
baik dan mana yang buruk, lalu ditentukan pihak/perangai mana
yang melanjutkan cerita.
5. Resolusi
: di sini dilakukan penyelesaian persoalan
(falling action)
.
6. Keputusan : di sini kon
fl
ik berakhir, sebentar lagi cerita usai.
(
Jampi Tambojang, 1981: 35
)
Tahap-tahap penceritaan di atas dapat disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu plot literer, yang menggambarkan perubahan karakter atau
suasana drama yang erat kaitannya dengan plot cerita. Plot literer yang lazim
digunakan dalam drama adalah sirkuler, linear, dan episodik. Selain itu, tahap-
tahap penceritaan tersebut masih harus dikemas dalam bagian-bagian drama yang
lazim dikenal dengan istilah babak, episode, dan adegan.
Latihan 1
1. Tontonlah sebuah pementasan drama bersama
teman atau guruAnda!
2. Dari drama yang Anda tonton itu
tentukanlah:
a. tokoh dan peran dalam pementasan drama
tersebut
b. kon
fl
ik dengan menunjukkan data yang
mendukung
c. latar dan peran latar drama tersebut
d. tema drama tersebut disertai alasan
e. pesan drama dengan data yang
mendukung
3. Jelaskan kaitan isi dan nilai-nilai drama tersebut
dengan kehidupan sehari-hari!
42
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Pementasan drama selalu merupakan kerja sama yang sangat erat antara penulis
naskah drama (skenario), sutradara, dan pelaku (aktor/aktris). Pada umumnya,
pementasan drama mempunyai tahapan-tahapan yang dimulai dari eksposisi
(pengenalan), komplikasi (pemunculan kon
fl
ik), peningkatan kon
fl
ik, klimaks,
penyelesaian, dan resolusi (keputusan).
Baca dan hayatilah karakter para tokoh dalam kutipan drama berikut ini!
Doc. Penulis
Gambar: Sekelompok siswa sedang latihan drama.
B. Memerankan Tokoh Drama
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda
akan mengekspresikan
dialog para tokoh,
menggunakan gerak-gerik,
mimik, dan intonasi sesuai
dengan watak tokoh dalam
pementasan drama. Setelah
mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat
memerankan drama/
penggalan drama sesuai
dengan karakter tokoh,
menggunakan gerak-gerik,
mimik dan intonasi sesuai
dengan watak tokoh.
Di Balik Sinar Suram
Karya: Marx Carverhl
Judul Asli : Vergane Glirie
Pria
: Menyedihkan sekali. Nona sudah lama
bekerja di sini?
Bintang : Ya, dapat dikatakan begitu. Di sini aku
termasuk golongan angkatan tua. Sudah
lima tahun aku di sini. Waktu itu aku
bermaksud menjadi seorang aktris
fi
lm.
Pria
: Sekarang masih bisa, bukan?
Bintang : Aku tak berhasrat lagi. Dalam masa
lima tahun, aku diperas terus-menerus
dan sesudah itu aku tidak diperlukan
lagi. Gadis-gadis peraga cantik-cantik
yang aku lihat di luar itu selalu berusaha
mencari kesempatan mengejar karier
mereka
(melihat arloji)
. Tapi maaf,
Saudara harus pergi sekarang karena
mereka akan segera ke sini.
Pria
: Siapa mereka itu?
Bintang : Pemimpin produksi, sutradara, para
penulis skenario, dan Bapak Ateng
Sujanggo sendiri.
Pria
: Bolehkah aku menjumpai mereka di
tempat ini?
Bintang : Terserah Saudara, namun aku tak dapat
menjamin Saudara berkesempatan
untuk berbicara dengan dia.
Pria
: Aku harus berbicara dengan dia.
Lagi pula, aku tak tahan lagi untuk
nongkrong di ruang tamu yang pengap
itu.
Bintang : Baiklah, aku harap Saudara bersikap
tenang. Saudara boleh tunggu di sana!
(menunjuk ke pintu kiri – Pria ke pintu
berdiri dengan tangannya pada gagang
pintu)
43
Bab 3
Pertunjukan
Pria
: Aku akan duduk di kursi dekat pintu
itu
(keluar)
.
(Bintang kembali ke meja
kerjanya. Pintu terbuka lagi Pria
nongol ke dalam)
. Jadi, nona bernama
Bintang Purwasari?
Bintang : Ya, begitulah namaku!
Pria
: Nama yang bagus – Bintang –
(pintu
tertutup lagi. Bintang menarik napas).
Menggeleng-gelengkan kepala,
tersenyum terus mengambil buku
catatannya).
(Momon Ringgo masuk
dari kiri. Rusuh, rebut, tegap, terlalu
yakin kepada diri sendiri, sifat tak
sabar, selalu punya komentar terhadap
segala sesuatu).
Bintang : Selamat pagi, kalau julukan itu ditujukan
kepadaku!
Ringgo : Kepada siapa lagi ucapanku ditujukan
di pagi seindah ini? Nona Purwasari,
rasanya sudah berabad-abad kita tidak
pernah bertemu. Apakah gerangan
kerjamu pada malam-malam sesudah
jam kerja? Mengapa tak pernah
kaujenguk aku untuk menyaksikan
koleksi prangko di rumahku?
Bintang : Mungkin karena aku tidak pernah
tertarik pada prangko? Dan mungkin
juga aku tidak tertarik padamu.
Ringgo : Mari, mari Manis, aku tidak bers
ungguh-
sungguh, bukan? Berapa hari yang lalu
saja aku menceritakan pada Ateng
Sujanggo bahwa ...
Bintang : Kau tidak perlu menceritakan apa-
apa kepadanya, Momon Ringgo.
Mulutku masih sempurna untuk
mengatakannya!
Ringgo : Oke, oke. Kau tahu cara yang terbaik,
tapi seandainya kau memerlukan
seorang kawan ... Omong-omong apa
maksud rapat itu sebenarnya?
Bintang : Kau tak membaca surat yang diajukan
kepadamu?
Ringgo : Tentu saja aku membacanya, tapi ...
Bintang : Bapak Ateng Sujanggo masih kurang
puas dengan skenario
fi
lm “Di Balik
Sinar Suram” yang sudah dalam proses
shooting itu!
Ringgo : Ada apa lagi dengan dia? Kemarin saja
dia begitu antusias!
Bintang : Biar saja, tapi Bapak Ateng Sujanggo
berpendapat bahwa para penyusun
skenario kurang berhasil menyusun
penyelesaian cerita.
Ringgo : Justru itu! Ia bermaksud mengubahnya
selagi masih sempat.
Ringgo : Wa
duh! Bapak Ateng Sujanggo, kau
hanya bikin tambah kerjaan saja.
(Berusaha menyembunyikan emosinya
saat itu tengah dibuka).
Slamet Jimbo
baru kembali dari luar negeri. Tidak
cocok dengan per
fi
lman di sini? Sinis?
Mudah tersinggung, kurang puas dengan
perkembangan film di sini. Namun,
begitulah seorang seniman, pelamun, dan
peramal impian.
................................................
................................................
Ringgo : Wah, Slamet Jimbo.
Jimbo : Selamat pagi, Nona Purwasari. Selamat
pagi, Saudara Momon Ringgo.
Ringgo : Sebut Ri
nggo saja, itu lebih baik dan
mudah.
Jimbon : Terima kasih. Berapa lama waktu yang
harus dibuang untuk rapat ini. Aku
sibuk dan tidak banyak punya waktu.
Sepanjang pagi baru saja satu opname
kami selesaikan. Menjengkelkan sekali
keadaan aktris paling bertingkah yang
pernah kujumpai dalam dunia per
fi
lman.
Macan betina, ya, betul-betul perempuan
jahat.
Ringgo : Menurut kau, barangkali.
Jimbon : Ia
membangkang saja setiap instruksi
yang kuberikan, aku sutradaranya. Sok
acuh tak acuh terhadap segala petunjuk,
malah tersenyum masa bodoh untuk
kemudian bertindak sesuka hatinya saja.
Ringgo : Kalau saja kita dapat membuat
fi
lm tanpa
perempuan.
Jimbon : Itulah, s
ampai setiap hari, ratusan kali aku
berpikir begitu.
(Bunyi telepon, Bintang
segera menerimanya).
Bintang : Ya ... Siapa? Oo, tunggu sebentar.
(Menyerahkan telepon ke Jimbon).
44
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Jimbon :
(Mengambil oper telepon – tampak
terkejut – menjauhkan telepon, sesaat
kemudian berhati-hati mendekatkan
lagi ke telinga – lalu menutup corong
dengan tangannya).
Apakah artinya
“gondok”? Coba katakan apa arti
“gondok” sebenarnya? Ya, ya. Nona
Fi
fi
Mirasa betul memang menyesalkan
sekali! Tapi akan kuusahakan untuk
mengubahnya, segera aku kembali. Oo,
jangan, aku mohon, jangan, jangan.
(Menutup corong dengan tangan).
Ini
keterlaluan! Ia bermaksud mau merobek-
robek kontraknya.
Ringgo : Beri aku telepon itu! Kau bicara dengan
Momon Ringgo!
(Diambilnya telepon
dari tangan Jimbon. Tiba-tiba mukanya
berubah marah lalu mendamprat).
Tutup mulutmu! Kau bicara dengan
Momon Ringg, tahu? Ya, ya aku pernah
mendengarnya! Silakan, ayo silakan!
Robeklah surat-surat kontrakmu, aku
mau lihat di mana kamu mendapatkannya
kembali! Kau berhasil diterima hanya
karena, karena aku memohon kepada
Ateng Sujanggo untukmu! Iya, dan berkat
permohonanku juga agar kontrakmu
diperbaharui ... Film ini adalah yang
terakhir bagimu! Ada sepuluh aktris
cantik lain di sini yang dapat menggantkan
peranmu lebih baik ... jadi sebaiknya
kau jangan mempersukar aku Apa kau
berminat untuk bekerja lagi atau tidak???
(Tiba-tiba ramah)
. Sudah kuduga, Manis.
Ternyata aku dapat berpikir wajar. Tabe,
Manis!
(Meletakkan telepon)
.
Jimbon : Terima ka
sih sebesar-besarnya! Betul-
betul ia telah membuat kepalaku pusing.
Ringgo : Aku mengerti! Dia
memang racun
berbisa! Aku senantiasa membentaknya!
Dulu semasa kami menikah ...
Jimbon : Kau pernah menjadi suaminya? Maaf!
Memang sulit sekali untuk mengingat
serta menghapal pasangan-pasangan
yang kawin atau dengan siapa-siapa
seseorang menikah!
Ringgo : K a u t a k u s a h m e r e p o t k a n s o a l
perkawinan yang ada, Slamet Jimbon.
Asal saja kau dapat menghapalkan
talak dan perceraian yang dilakukan,
sudahlah cukup!
Jimbon : Y a h b e g i t u l a h ! S e p a n j a n g m a s a
pekerjaan manusia tidak lain adalah
kawin-kawin saja! Apakah Nona pernah
kawin? Nona Purwasari?
Bintang : Sesuatu dalam hidupku yang belum
pernah aku coba, Slamet Jimbon.
Jimbon : Bijaksana sekali! Di sini tidak pernah
ada pernikahan yang benar-benar
pernikahan! Sudah berapa kali kau
menikah? Momon Ringgo?
Ringgo : Dua k
ali. Sekali menurut gaya Hollwood
dan sekali lagi yang sungguh-sungguh.
Eh, Manis, jam berapa sebenarnya rapat
ini dimulai?
Bintang : Jam 11.
Ringgo :
(Lihat arloji)
. Dasar! Bapak pemimpin
selalu jam karet
(Ateng Sujanggo sudah
masuk melalui pintu tengah berpakaian
piknik).
Sujanggo: Tidak benar!
Semua :
(terkejut menoleh ke pintu dan bersama-
sama memberi salam).
Selamat siang,
Bapak Ateng Sujanggo!
Sujanggo: S
elamat pagi! Di mana penulis scenario,
Nona Purwasari? Mengapa mereka
belum juga hadir?
Sumber : Lima Drama, Jakarta: Gunung Agung.
45
Bab 3
Pertunjukan
Latihan 2
1. Buatlah kelompok untuk memerankan drama
“Di Balik Sinar Suram di Atas” secara
bergiliran!
2. Lakukan kegiatan saling menilai pemantasan
drama tersebut. Setelah Anda mengamati
tokoh-tokoh yang diperankan oleh teman
Anda, evaluasilah penampilan teman Anda
itu dengan lembar penilaian berikut ini!
Lembar Penilaian Pementasan Drama
Nama Siswa/Pelaku :
.....................
Tokoh yang Diperankan : .....................
No.
Aspek yang Dinilai
Skor yang Diperoleh
1
Kejelasan vokal
2
Gerak-gerik
3
Mimik
4
Intonasi
5
Ekspresi wajah
6
Sikap/penampilan
7
Penghayatan terhadap
watak tokoh
Jumlah skor
Keterangan: skala nilai antara 10 – 100
C. Menemukan Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda akan
menemukan perbedaan
paragraf induktif dan
deduktif melalui kegiatan
membaca intensif. Setelah
mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat
menemukan kalimat yang
mengandung gagasan
utama, menemukan kalimat
penjelas, menjelaskan
perbedaan antara paragraf
yang berpola umum-khusus
dan yang berpola khusus-
umum, dan menuliskan
kesimpulan paragraf
deduktif dan induktif.
Sebelum Anda mempelajari dan membaca intensif tentang paragraf yang berpola
umum-khusus (deduktif) dan paragraf yang berpola khusus-umum (induktif),
perhatikanlah cuplikan wacana berikut!
Kunci keberhasilan Zephyr adalah bobotnya yang amat ringan. Panel
tenaga suryanya lebih kecil dari per seribu inci (sekitar 0,2 mm). Pesawat
ini dibuat dari serat karbon yang super-ringan. Wing span atau rentang
sayapnya 12 m dan beratnya hanya 12 kg.
Cuplikan wacana tersebut mengemukakan pesawat Zephyr yang sangat ringan.
Zephyr yang sangat ringan merupakan ide pokok cuplikan wacana tersebut
karena masalah itu melandasi pengembangan paagraf. Jadi, yang dimaksud
dengan ide pokok adalah kata-kata yang menjadi landasan pengembangan atau
penyusunan suatu
paragraf
/wacana. Ide pokok dalam bacaan dapat ditemukan
dalam paragraf-paragraf pembentuknya. Letaknya bias di awal, di akhir, dan di
awal sekaligus di akhir paragraf.
Dengan ditemukannya ide pokok dari setiap paragraf, Anda akan mudah
memahami ide pokok sebuah bacaan meskipun kita tidak membacanya secara
keseluruhan. Dengan kata lain, kita dapat memahami dan menangkap makna
bacaan hanya dengan menemukan ide pokoknya.
1.
Memahami pola pengembangan paragraf
Cara membaca intensif sebuah paragraf adalah dengan menemukan gagasan
yang dikandung dalam kalimat topik dan dalam beberapa kalimat penjelas. Ada
beberapa cara membaca intensif suatu paragraf. Dengan demikian, pola susunan
paragraf juga beragam. Ketika membaca, sekurang-kurangnya ada delapan
46
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
pola/cara memahami paragraf, yaitu: (1) pola susunan waktu, (2) pola susunan
ruang, (3) pola susunan sebab-akibat, (4) pola susunan ibarat, (5) pola susunan
perbandingan, (6) pola susunan daftar, (7) pola susunan contoh, dan (8) pola
susunan bergambar. Berikut ini contoh paragraf berbagai pola di atas.
a. Contoh
paragraf
pola susunan waktu
Pada hari minggu, 11 Maret 2007, seorang perempuan berumur 24 tahun
dari Sarijadi merasakan nyeri pedih yang luar biasa dalam perutnya bagian
kanan bawah. Dokternya menentukan agar si sakit dikompres pada perutnya
dengan air hangat, menjalani anema air hangat (air hangat dipompakan ke
dalam perut melalui anus), dan minum satu dosis mor
fi
n. Semua diulangi
jika perlu. Dua hari kemudian, rasa nyeri itu reda tetapi menjelang sore
kambuh lagi, sekarang meluas ke seluruh perut. Setelah dokter menambah
dosis mor
fi
n, nyerinya hilang lagi ....
b. Contoh
paragraf
pola susunan ruang
Orang utan dewasa dapat ditengarai melalui ciri-cirinya. Dahi orang utan
dewasa miring ke belakang. Di atas matanya yang jeluk terdapat pinggiran
tulang yang menganjur. Hidungnya pesek, sementara sekat rongga hidungnya
menganjur ke luar cuping hidung. Mulutnya menganjur seperti moncong
serta bibirnya tipis dan pendek.
c. Contoh
paragraf
pola susunan sebab akibat
Ada banyak sebabnya mengapa bahasa berubah. Akan tetapi, tiga
sebab utama berikut kiranya dapat menjelaskan pengertian itu. Pada
mulanya, bermacam-macam bahasa yang berasal dari induk yang sama
mengembangkan keamangannya masing-masing setelah semua kelompok
pemakainya bercerai berai. Setiap kelompok membentuk masyarakat terpisah
yang mandiri. Penyebab utama yang lain adalah pengaruh dan persilangan
dengan kebudayaan asing. Hal itu sering terjadi karena masyarakat yang
satu ditaklukkan oleh masyarakat yang lain dalam peperangan. Sebab, faktor
yang melanjutkan perubahan bahasa ialah teknologi yang merebak dengan
cepat dan sistem komunikasi baru yang membawa semua kebudayaan dan
bahasa semakin berdekatan. Akibatnya, pungut-memungut di antara berbagai
bahasa menjadi gejala yang umum dalam dunia masa kini. Semua bahasa
akan berubah jika pengalaman para pemakainya berubah.
d. Contoh
paragraf
pola susunan ibarat
Gelombang bunyi terjadi karena pemampatan molekul udara yang
ditimbulkan oleh sumber bunyi. Gerak gelombang yang terjadi dapat
diibaratkan dengan gelombang air yang terjadi jika kita melemparkan batu ke
dalam kolam. Dengan mempelajari sifat yang diperlihatkan oleh gelombang
air, kita akan mengenal sifat semua gerak gelombang. Pertama, kita melihat
bahwa gelombang yang dihasilkan oleh sentuhan batu pada air bergerak
menjauh dengan laju yang malar. Laju yang seperti itu disebut dengan
kecepatan menjalar. Kedua, kita melihat bahwa gelombang mempunyai
bubung dan lembah. Jarak antara dua bubung atau lembah yang berturutan
disebut panjang gelombang. Ketiga, gelombang yang bergerak melewati
titik tertentu mengakibatkan gerak air yang naik turun pada titik tersebut.
Gerak itu disebut frekuensi gelombang.
47
Bab 3
Pertunjukan
e. Contoh paragraf pola susunan perbandingan
Walaupun jelas berbeda dalam panjangnya, paragraf dan esai dapat dikatakan
sama dari segi bangunnya. Misalnya, paragraf diawali dengan kalimat topik.
Dalam esai, paragraf pertama merupakan pendahuluan yang memperkenalkan
bahasan dan menetapkan fokus topik. Selanjutnya, rangkaian kalimat dalam
tubuh paragraf mengembangkan kalimat topik. Lebih lanjut, esai terdiri
atas rangkaian paragraf yang memperluas dan menunjang gagasan yang
dikemukakan dalam paragraf pendahuluan. Akhirnya, penyudah yang berisi
penegasan kembali, kesimpulan, ataupun pengamatan mengakhiri sebuah
paragraf.
f. Contoh paragraf pola susunan daftar
Contoh paragraf daftar dapat dituliskan secara tidak berformat. Artinya,
uraian diurutkan dari kiri ke kanan seperti paragraf yang lain. Jika uraian
diurutkan dari atas ke bawah, ada tiga cara/model penulisan paragraf. Ketiga
model itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Model 1
Kalimat efektif adalah kalimat yang:
1.
dapat secara tepat mewakili gagasan dan/atau perasaan pembicara atau
penulis;
2. sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis.
Model 2
Paralelisme terwujud dalam bentuk berikut.
1. Jika urutan dinyatakan dalam kelompok kata urutan berikutnya harus
dinyatakan dalam kelompok kata.
2. Jika urutan dinyatakan dalam kelas kata tertentu, urutan berikutnya
harus dinyatakan dalam kelas kata yang sama.
Model 3
Cara mengawali kalimat:
• subjek pada awal kalimat
• predikat pada awal kalimat, atau
• keterangan pada awal kalimat
g. Contoh paragraf pola susunan contoh
Kemampuan menulis paragraf yang tersusun dengan baik dan singkat sangat
perlu bagi keberhasilan siswa di hampir semua satuan pendidikan (formal
dan nonformal). Misalnya, dalam menyiapkan laporan tentang eksperimen
laboratorium, seorang warga belajar harus menyajikan kesimpulannya dalam
susunan yang logis dan dengan bahasa yang jelas agar memperoleh nilai
yang baik untuk pekerjaannya.
g. Contoh
paragraf
pola susunan bergambar
Pola susunan bergambar digunakan untuk mendeskripsikan gambar, tabel,
gra
fi
k, atau ilustrasi lain dalam karangan. Biasanya, paragraf itu diletakkan di
atas, di bawah, atau di samping gambar, tabel, gra
fi
k, atau di atas ilustrasi.
48
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 3
2. Membaca Intensif
Pernahkan Anda mendengar istilah membaca intensif? Membaca intensif, yaitu
cara membaca secara saksama terhadap suatu teks atau bacaan. Membaca intensif
dilakukan ketika hendak meneliti, memahami, dan mengkritisi suatu bacaan. Yang
termasuk ke dalam membaca intensif adalah membaca untuk menelaah isi dan
membaca untuk menelaah bahasa. Membaca untuk menelaah isi mengharuskan
pembaca secara intensif memperhatikan pesan-pesan yang ada di dalam teks
bacaan. Adapun membaca untuk menelaah bahasa dilakukan dalam rangka
mencari dan menemukan kode-kode bahasa atau istilah-istilah yang diperlukan
untuk sebuah kepentingan, misalnya, Anda hendak menemukan kata-kata asing
atau kata-kata yang memiliki makna gramatikal. Adapun tujuan membaca intensif
pada pembelajaran ini adalah untuk menemukan ide pokok/gagasan utama dan
ide penjelas/gagasan penjelas setiap paragraf.
Anda sudah mengerti dengan paparan di atas, bukan? Nah, sekarang mulailah
membaca! Berikut ini disajikan sebuah wacana. Bacalah secara intensif.
Fly higher and higher, itulah obsesi sekelompok
insinyur Inggris ketika merancang pesawat terbang
tanpa awak yang akan terbang dua kali lebih tinggi
dari Concorde dan menggunakan tenaga dari sinar
matahari. Pesawat yang menjadi mimpi mereka
terlihat tipis dan rapuh. Namun, para insinyur itu
yakin, pesawat percobaan tersebut akan segera
membumbung tinggi 5 mil (40 km) ke laposan
stratosfer. Mereka yakin bahwa pesawat tenaga
surya ini akan dapat menumbuhkan industri baru dan
menjadi alternatif lebih murah untuk menggantikan
fungsi satelit orbit rendah.
Pesawat Zephyr 3 itu, apabila sukses akan menjadi
pesawat nonroket yang terbang paling tinggi sepanjang
sejarah. Dengan ketinggian 40 km, pesawat tanpa
awak ini akan terbang dua kali lebih tinggi ketimbang
Concorde dan empat kali lebih tinggi dari pesawat
terbang komersial biasa. Saingannya hanyalah roket
eksperimental dan space shuttle.
Pesawat ini juga dapat digerakkan dengan pengendali
di darat yang memungkinkan untuk digunakan
sebagai penyedia layanan telepon bergerak dengan
cakupan luas untuk memantau para pekerja
penyelamat. Misalnya, jika terjadi bencana alam di
daerah terisolasi. Selain itu, pesawat ini juga dapat
digunakan untuk sistem komunikasi bergerak bagi
kepentingan militer pada berbagai daerah operasi
di seluruh dunia.
(
Sumber: “Pesawat Terbang Tenaga Surya, Revolusi di
Udara” dalam Pikiran Rakyat, 16/10/203 dengan beberapa
perubahan
)
Temukanlah ide pokok dan ide penjelas dalam
cuplikan wacana di atas kemudian tuliskan di buku
Anda dalam format berikut ini!
Paragraf
ke-
Ide Pokok
Jenis Paragraf (Deduktif
atau Induktif)
1
2
3
49
Bab 3
Pertunjukan
Tulislah minimal 5 buah paragraf deduktif dan
induktif dari koran, majalah, tabloid, dan lain-lain!
Tulis di buku Anda dalam format berikut ini.
A. Contoh Paragraf Deduktif
No
Contoh Paragraf
Deduktif
Ide Pokok
Latihan 4
B. Contoh Paragraf Induktif
No
Contoh Paragraf
Induktif
Ide Pokok
Review (Rangkuman)
Refleksi Bagi Peserta Didik
1. Drama mempunyai unsur-unsur pembangun,
seperti rangka cerita (plot), penokohan
(karakter/watak), diksi (pilihan kata,
kebahasaan), tema, perlengkapan, dan
nyanyian.
2. Pementasan drama selalu merupakan kerja
sama yang sangat erat antara penulis naskah
drama (skenario), sutradara, dan pelaku
(actor/aktris). Pada umumnya, pementasan
drama mempunyai tahapan-tahapan yang
dimulai dari eksposisi (pengenalan),
komplikasi (pemunculan kon
fl
ik), peningkatan
kon
fl
ik, klimaks, penyelesaian, dan resolusi
(keputusan).
3. Delapan pola/cara memahami paragraf, yaitu:
(1) pola susunan waktu, (2) pola susunan ruang,
(3) pola susunan sebab-akibat, (4) pola susunan
ibarat, (5) pola susunan perbandingan, (6) pola
susunan daftar, (7) pola susunan contoh, dan (8)
pola susunan bergambar.
4. Membaca intensif, yaitu cara membaca secara
saksama terhadap suatu teks atau bacaan.
Membaca intensif dilakukan ketika hendak
meneliti, memahami, dan mengkritisi suatu
bacaan.
Pada bab ini Anda belajar mengidentifikasi
unsur-unsur pementasan drama, memerankan
tokoh drama, dan menemukan perbedaan paragraf
deduktif – induktif.
Apakah Anda sudah mampu mengidenti
fi
kasi unsur-
unsur pementasan drama? Apakah Anda sudah
mampu memerankan tokoh drama? Apakah Anda
sudah mampu menemukan perbedaan paragraf
deduktif – induktif?
50
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan tepat!
1. Jelaskanlah kon
fl
ik dalan kutipan drama di bawah ini!
Sulung :
Begitu pendapat, Bapak? Memang Bapak ada hak penuh untuk berpendapat demikian
itu.
Bapak :
Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!
Sulung :
Salah bagi Bapak, benar bagiku. Dan penuh kesadaran pula, aku bersedia menanggung
risikonya.
(Bapak, B. Sularto)
2. Sebutkanlah amanat yang tersirat dalam kutipan drama berikut ini!
Ibu
: Mai’mun, mana ayahmu?
Mai’mun : tak kulihat lagi, Bu! Hanya kulihat baju ini dan pecinya.
Ginarto :
(Mengangkat kepala dan memandang)
Mai’mun, di mana kau dapat ini?
Mai’mun : Di bawah lampu jalan, dekat Jembatan ... ke dalam kali
Ibu
: Ginarto ....
Ginarto : Ayahku! Ayahku! Dia tak tahan penghinaanku! Dia yang biasa dihormati dan disegani, dan
dia angkuh seperti aku juga tak kuat dioa menahan hinaanku, ayahku, aku butuh ayahku
... akan kususul sia ...
(seperti orang gila dia lari keluar, yang lain mencoba menahan dia,
sambil tersedu-sedu)
Ayahku Pulang – Usmar Ismail
3. Orang asing :
(mendorong kursinya ke belakang dan menghabiskan munumannya)
”Enak, enak sekali.
Sungguh aku rasa, baiklah aku mengaso sekarang. Aku capek sekali habis jalan kaki
lewat hutan-hutan itu. Alhamdulillah, aku mujur sekali menemukan rumah ini.”
Disebut apakah bagian drama yang ditulis dalam kurung seperti tampak pada kutipan di atas?
4. Angklung gubrag merupakan salah satu kesenian angklung tertua yang masih dimainkan rakyat, terutama
di Cipining, serta daerah-daerah lain di Bogor. Angklung gubrag pertama kali dibuat seorang pemuda
bernama Mukhtar. Alkisah, zaman dahulu nKampung Cipining, Bogor, terancam bencana kelaparan
akibat padi tidak tumbuh dengan baik. Penduduk meyakini musibah itu terjadi karena Dewi Sri, dewi
pertanian kesuburan yang bersemayam di angkasa, sedang murung. Penduduk lalu melakukan berbagai
usaha untuk mengundang Dewi Sri turun kembali ke bumi dan memberikan berkahnya bagi kesuburan
tanaman padi penduduk. Beberapa usaha dilakukan, di antaranya menyediakan sesajian dan menggelar
pertunjukan kesenian (pertunjukan seruling, karinding, dan lain-lain). Namun, usaha-usaha itu tidak
membawa hasil.
Sebutkan jenis (paragraf induktif atau deduktifkah) paragraf di atas? Jelaskan pendapat Anda!
5. Buatlah karangan yang di dalamnya terdapat paragraf deduktif dan induktif dengan gagasan pokok
sebagai berikut!
(1) Pengertian teknologi transportasi
(2) Berbagai penemuan manusia di bidang teknologi transportasi
(3) Berbagai manfaat teknologi transportasi
(4) Implikasi pemanfaatan teknologi transportasi dalam bidang ekonomi
(5) Dampak negatif dari penggunaan teknologi transportasi
E
valuasi
A
khir
Bab 3